Sejarah Perkembangan Daur Hidup Pengembangan Sistem

Tulisan ini merupakan awal dari pembahasan mengenai analisis dan perancangan sistem. Saya awali dengan sejarah pengenalan System Development Life Cycle (SDLC) pada awal tahun 1970. Pembahasan selanjutnya akan dibahas mengenai prinsip, tahapan, analisis dan metodologi yang digunakan dalam pengembangan sistem.

Pada pertengahan tahun 60-an terjadi kegagalan yang sangat besar dalam penerapan aplikasi EDP (Electronic Data Processing) untuk sistem-sistem besar, sebagian besar disebabkan tidak adanya pengembangan sistem. Sesudah terjadinya kegagalan tersebut pada akhir tahun 60-an dan awal 70-an, kesadaran akan pentingnya metodologi pengembangan sistem mulai tumbuh. Sejak itulah berbagai proposal metodologi mulai dibuat dan penerapan mereka mulai kelihatan. Para desainer dari hampir semua bidang metodologi pengembangan sistem informasi mempunyai pandangan yang sama, yaitu: mereka telah mengetahui bahwa proses pengembangan sistem informasi, baik yang berdasarkan komputer atau tidak, menyerupai dengan proses pengembangan sistem engineering.

Hubungan dengan konstruksi dan operasi berbagai jenis gedung, mesin, peralatan kimia yang merupakan contoh perkembangan sistem informasi engineering, kita dapat meringkas tahap-tahap proses perkembangan tersebut sebagai berikut

  1. Perencanaan (Planning)
  2. Analisis (Analysis)
  3. Desain (Design)
  4. Pelaksanaan (Implementation)
  5. Perawatan (Maintenance)

Dalam tahap perencanaan, kita mengumpulkan informasi tentang permasalahan serta persyaratannya. Kemudian kita menentukan kriteria dan pembatasan pemecahan, serta memberikan alternatif jalan keluarnya. Dalam tahap analisis, kita menguji alternatif pemecahan berdasarkan kriteria dan batasan-batasan. Analisis merupakan pusat dari semua proses perkembangan. Pendidikan engineering kebanyakan berhubungan dengan pengajaran tentang cara menganalisis. Unsur-unsur utama pada analisis yang dilakukan oleh para insinyur adalah hukum-hukum alam, kaidah-kaidah ekonomi dan pengetahuan umum. Tahap berikutnya yaitu desain, dapat dikatakan sebagai hasil dari sistem baru. Tahap desain juga dapat dikatakan sebagai pemecahan yang optimum atas sejumlah kebutuhan penting dari suatu set pada keadaan khusus atau sebagai kegiatan kreativitas yang meliputi pembuatan barang baru dan berguna yang belum pernah ada sebelumnya. Sistem yang tersusun dibentuk dan dioperasikan. Perawatan dilakukan pada tiap sistem operasional.

Istilah daur hidup (life cycle) pada suatu sistem digunakan untuk menjelaskan tahap-tahap perkembangan sistem, serta langkah-langkah dalam proses perkembangannya. Untuk mengetahui proses sistem informasi dan proses sistem engineering, ktai harus membandingkan daur hidup kedua sistem tersebut. Dengan mengetahui daur hidup sistem informasi tahun 1960 sampai dengan tahun 1983, kita akan mengetahui perbedaannya. Daur hidup sistem informasi sangat dekat dengan daur hidup yang terjadi dalam sistem engineering; perencanaan, analisis, desain, pelaksanaan, dan perawatan. Proses perkembangan sistem informasi merupakan proses engineering.

Meskipun selama hampir dua puluh tahun putaran sistem informasi, yang kurang lebih berisi langkah-langkah yang sama, namun pemberian nama dan dukungan pada langkah-langkah tersebut belum cukup untuk mengembangkan sistem informasi yang baik. Kekurangan tersebut adalah bahwa pada tiap perkembangan sistem engineering terdapat beberapa peralatan dan metodologi yang digunakan secara paralel dengan daur hidup sistem tersebut. Kegagalan dalam menentukan tuntutan dan peran serta pemakai dalam perkembangan sistem juga penyebab lain dari kegagalan sistem informasi, demikian juga masalah sulitnya memperoleh komputer dari produsen, staf yang tidak memenuhi syarat, batas waktu yang tidak realistis dan manajemen yang tidak memadai.

Tahun 1960

  1. Analisis sistem sekarang
  2. Mengembangkan model konsep
  3. Tes Model
  4. Petunjuk instalasi baru
  5. Instalasi keseluruhan
  6. Sistem baru

Tahun 1970

  1. Batasan defenisi
  2. Studi pemgamatan
  3. Pengumpulan data dan analisis
  4. Sistem desain
  5. Rencana pelaksanaan
  6. Pengembangan
  7. Pengujian
  8. Interupsi
  9. Perawatan

Tahun 1980

  1. Pengamatan awal
  2. Studi kelayakan
  3. Operasi dan sistem analis
  4. Permintaan pemakai
  5. Pendekatan dukungan teknik
  6. Desain konsep
  7. Evaluasi alternatif dan pelaksanaan
  8. Spesifikasi sistem teknik
  9. Perkembangan dukungan teknik
  10. Spesifikasi aplikasi
  11. Program aplikasi dan pengujian
  12. Prosedur pemakai dan kontrol
  13. Rencana pelaksanaan
  14. Rencana konversi
  15. Pengujian sistem
  16. Pelaksanaan konversi
  17. Penekanan dan pencarian
  18. Pengulangan pelaksanaan yang lalu

Tahun 1983

  1. Definis masalah
  2. Studi kelayaka
  3. Analisis
  4. Sistem desain
  5. Desain keseluruhan
  6. Pelaksanaan
  7. Perawatan

Kesalahan interpretasi mengenai tahap-tahap perkembangan sistem di atas adalah linier. Seolah olah semua fase dan tahap terlihat berderet secara berurutan. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Semua tahap pada proses perkembangan sistem tersebut mempunyai sifat dasar yang iteratif yaitu pekerjaan pada suatu tahap sering harus diulang-ulang, dan apapun yang dikerjakan pada suatu tahap mungkin perlu dikoreksi secara keseluruhan.

Meskipun terdapat beberapa variasi diantara masing-masing tahap, metode sistem klasik ternyata tidak cukup untuk menghasilkan sistem informasi yang baik, kemudian sebagai tambahan pada penamaan tahap-tahap dari suatu daur hidup sistem, kita harus mempunyai beberapa peralatan dan teknik baku untuk mengembangkan sistem tersebut. Pada awal 70-an, beberapa peralatan dan metodologi dikumpulkan dengan nama metodologi terstruktur atau metodologi perkembangan sistem terstruktur atau metodologi analisis dan desain terstruktur. Pada dasarnya metodologi-metodologi tersebut menyajikan peralatan dan teknik tambahan kepada analis sistem, disamping ide tentang daur hidup sistem informasi.

Perlunya Pengembangan Sistem

Dengan seiringnya perkembangan jaman maka sebuah sistem tentu tidak selamanya dapat digunakan dengan baik. Untuk itu perlu ada perubahan terhadap sistem tersebut baik dengan cara memperbaiki sistem yang lama ataupun jika perlu untuk mengganti sistem yang lama. Ada beberapa hal yang mendasari hal tersebut, antara lain:

  • Ada permasalahan pada sistem yang lama

Permasalahan yang dimaksud disini seperti adanya ketidakberesan pada sistem yang lama sehingga hasilnya pun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya: terdapat kesalahan-kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak yang menyebabkan data pada suatu perusahaan tidak dapat terjamin kebenarannya, adanya kesempatan atau peluang anggota dari sistem tersebut untuk melakukan kecurangan. Permasalahan yang lain juga dapat disebabkan oleh pertumbuhan organisasi tersebut. Contohnya: pada sebuah perusahaan perdagangan yang berkembang yang sebelumnya hanya sebatas dalam kota kini hingga nasional bahkan internasional. Pertumbuhan organisasi (perusahaan) memaksa sistem yang dimiliki sebelumnya harus disesuaikan dengan kebutuhan kerja dari perusahaan tersebut, misalnya transaksi yang sebelumnya bersifat konvensional kini lebih modern dengan memanfaatkan internet.

  • Untuk meraih kesempatan (opportunities)

Sebuah sistem harus diperbaiki atau dikembangkan juga disebabkan untuk meraih kesempatan dari suatu organisasi atau perusahaan. Misalnya pada tingkat manajer pada sebuah perusahaan dituntut untuk cepat menghasilkan suatu kebijakan agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, sehingga perusahaan tersebut memanfaatkan Sistem Pendukung Keputusan agar kebijakan yang didapat lebih cepat.

  • Adanya instruksi-instruksi (directives)

Sistem harus diperbaharui atau dikembangkan juga disebabkan oleh faktor eksternal seperti pemerintah. Adanya kebijakan-kebijakan pemerintah memaksa sebuah perusahaan menggunakan sistem yang tidak bertentangan dengan kebijakan tersebut.

Pengembangan atau pembuatan sebuah sistem tentu tidak memakan biaya yang sedikit, sehingga organisasi harus secara bijak menentukan apakah sistem yang digunakan masih layak untuk dipakai atau sudah harus dikembangkan atau diganti. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat sebuah sistem harus diperbaiki adalah : keluhan dari pelanggan, pengiriman barang yang sering tertunda, pembayaran gaji yang terlambat, ketidakberesan keuangan, persediaan barang yang terlalu tinggi, investasi yang tidak efisien, dan lain sebagainya.

Tujuan Pengembangan Sistem

  • Performance (kinerja), dapat diukur dengan 2 parameter yaitu throughput dan respon time. Throughput adalah banyaknya transaksi yang dapat dilakukan pada suatu saat tertentu. Respon time adalah waktu yang terbuang pada saat perpindahan proses transaksi. Jadi peningkatan kenerja bertujuan untuk meningkatkan jumlah transaksi dengan waktu yang secepat mungkin.
  • Information (Informasi), peningkatan kualitas dari informasi tersebut. Tentu saja kualitas dari informasi ini akan menentukan kebijakan dari organisasi tersebut.
  • Economy, meningkatkan keuntungan dengan biaya yang minimum.
  • Control (pengendalian), Digunakan untuk mengontrol atau mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan pada suatu sistem.
  • Efficiency (efisiensi), berbeda dengan ekonomis yang bertitik berat pada keuangan, efisiensi disini adalah pemanfaatan sumber daya semaksimal mungkin.
  • Service, peningkatan layanan oleh sebuah sistem.

Prinsip Pengembangan Sistem
Beberapa prinsip yang harus digunakan pada saat pengembangan sistem adalah :

  • Sistem digunakan untuk managemen

Ini adalah prinsip pokok yang harus dingat pada saat pengembangan sistem, karena tujuan akhir dari pengembangan sistem ini adalah mendukung kebutuhan yang diperlukan oleh pihak managemen.

  • Sistem yang dikembangkan merupakan investasi modal besar

Pengembangan suatu sistem tentu memerlukan modal yang besar sehingga pengembangan sistem juga merupakan sebuauh investasi untuk perusahaan itu sendri. Beberapa hal yang harus diperhatikan terhadap investasi modal adalah : semua alternatif yang ada harus diinvestigasi, dan investasi yang terbaik harus bernilai.

  • Sistem yang dikembangkan memerlukan orang yang terdidik

Komponen utama dari sebuah sistem tentu saja orang yang menggunakan sistem tersebut. Jadi sistem yang baik tanpa didukung oleh sumber daya yang baik pula tentu tidak akan menghasilkan hasil yang optimal.

  • Tahapan kerja dan tugas-tugas yang harus dikerjakan pada saat pengembangan sistem

Untuk menyelesaikan pengembangan sistem harus terlebih dahulu mempersiapkan perencanaan yang baik dan waktu kerja yang ditentukan. Tahapan-tahapan kerja ini biasanya dapat dijelaskan pada daur hidup sistem. Siklus hidup sistem akan dibahas dipoin berikutnya.

  • Proses pengembangan sistem tidak harus urut

Tidak selamanya pengembangan sistem harus dilakukan secara urut, bisa saja beberapa langkah dijalankan bersamaan. Tentu saja akan menghemat waktu dan memperhatikan hasil kerja agar tetap optimal.

  • Tidak takut untuk membatalkan proyek.

Rancangan yang telah dibuat akan dilakukan analisa, dan jika pada tahap analisa tersebut ternyata rancangan tidak dapat dilanjutkan pada tahap implementasi karena suatu hal maka proyek tersebut harus dibatalkan. Tentu saja ini bertujuan untuk perusahaan/organisasi itu sendir, agar tidak terjadi kerugian baik dari segi waktu dan tenaga ataupun masalah ekonomi.

  • Dokumentasi

Dokumentasi sangat berguna untuk pengembangan sistem berikutnya. Dokumentasi seharusnya dilakukan dari awal pengembangan sistem sampai proses tersebut selesai dilakukan.

Pendekatan Pengembangan Sistem
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk pengembangan sistem dan dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain :

  1. Metodologi yang digunakan
    • Pendekatan Klasik
    • Pendekatan Terstruktur
  2. Sasaran yang ingin dicapai
    • Pendekatan Sepotong
    • Pendekatan Sistem
  3. Cara menentukan kebutuhan dari Sistem
    • Pendekatan Bawah-naik
    • Pendekatan Atas-turun
  4. Cara mengembangkannya
    • Pendekatan Sistem-menyeluruh
    • Pendekatan Moduler
  5. Teknologi yang digunakan
    • Pendekatan Lompatan jauh
    • Pendekatan Berkembang
(sumber : http://adikristanto.net/?p=405)