Tren Diet dari Masa ke Masa

DIET sehat membuat kita terhindar dari berbagai penyakit dan merupakan rahasia umur panjang. Diet sehat juga membantu tubuh mengoptimalkan tingkat energi yang berguna untuk mengatasi stres.
Namun, tahukah Anda bahwa banyak diet tak sehat yang dapat mendatangkan penyakit baru, ataupun memiliki efek samping negatif bagi tubuh? Jika belum, sebaiknya Anda cermati ulasan Glamour seputar tren diet yang pernah digandrungi kaum hawa.

Tren diet era 1920-1940

Pada tahun 1920-1930, sebuah kampanye dalam iklan rokok dikecam. Merek rokok Lucky Strike menggunakan tagline berbunyi “Reach for a Lucky Instead of a Sweet." Model iklan adalah selebriti terkenal bertubuh langsing sehingga menimbulkan kesalahpahaman bahwa rokok membuat tubuh senantiasa langsing.

Padahal, bahaya rokok telah diketahui bersama, di antaranya menyebabkan ketidaksuburan, penyakit jantung, dan kanker paru-paru. Namun, ancaman bahaya tersebut ternyata tak cukup membuat wanita pada zaman tersebut sadar.

Memasuki tahun 1930-1940, metode diet yang digandrungi mengalami perubahan. Wanita pada era tersebut mencari cara lebih cepat untuk menurunkan bobot tubuh, dengan diet limun atau dikenal dengan istilah Master Cleanse. Metode dikembangkan oleh Stanley Burroughs.

Diet ini menganjurkan pelakunya untuk mengonsumsi jus lemon, lada merah, dan sirup maple dalam keseharian. Kini, lebih dari 70 tahun kemudian, Beyonce Knowles dilaporkan menggunakan program yang sama untuk menurunkan beberapa pound bobot tubuhnya dalam rangka perannya di film Dreamgirls pada 2006.

Tren diet 1960-an

Pada dasawarsa 1960-an, berbagai hal tentang berbagi dan cinta merupakan konsep yang berlaku untuk diet. Pediet mulai membentuk bermacam kelompok untuk mendukung sebuah organisasi yang dibentuk Overeaters Overeaters Anonymous.

Pada tahun 1961, Jean Nidetch mengundang teman-teman di negara asalnya New York untuk berbicara tentang penurunan berat badan. Dua tahun kemudian, setelah kehilangan 72 pounds, ia meluncurkan Weight Watchers (sebuah program diet).

Namun ternyata ada sisi negatif yang terkandung di dalamnya. Diet dengan menu utama sup kubis ini menjanjikan berat badan pelakunya akan turun 17 pound. Kenyataannya, pediet malah mengaku merasakan dampak lain, yaitu efek gas yang tinggi dalam perut mereka.

Tren diet 1970-an

Pada era ini, keajaiban sebuah pil begitu disanjung. Bahkan beberapa merek pil, berpura-pura memiliki fungsi untuk menghentikan tubuh dalam tugasnya menyerap karbohidrat yang kita konsumsi. Pada intinya, beragam pil diet di era ini berjanji akan membuat tubuh Anda langsing, sekalipun Anda tetap hobi menyantap pizza dan roti.

Pil-pil tersebut mengklaim bahwa tidak akan ada efek samping yang dirasakan para konsumennya. Namun, setelah laporan sakit perut dan muntah-muntah dari para konsumen, Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat menarik pil-pil yang beredar pada tahun 1983 guna dilakukan penyelidikan jangka panjang terhadap efek samping.

Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pati (sejenis polisakarida yang mengandung amilosa dan amilopektin) tidak tercerna, dan akan langsung di bawa ke usus. Pil Dexatrim, yaitu obat penekan nafsu makan yang mengandung PPA (phenylpropanolamine) pada tahun 2000-an juga sempat populer. Walaupun beberapa ahli medis masih belum yakin tentang efek sampingnya bagi kesehatan.

(okezone.com)